Jumat, 06 Januari 2012

Mobil Nasional Indonesia

INDONESIA merupakan salah satu pasar otomotif paling potensial di dunia saat ini. Bukan menjadi barang sulit menemukan deretan mobil-mobil laris menghiasi tiap sudut kota atau bahkan desa di Indonesia, saat ini. Tak hanya sekedar menjadi kendaraan pengantar dan pengangkut, nilai sebuah mobil terkadang menjadi sebuah "identitas", misal sebagai refleksi dari kemapanan meteri. Inilah mobil-mobil nasional anak bangsa.
1. Marlip

Marlip adalah mobil listrik yang dikembangkan oleh LIPI (Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia) dan dipasarkan PT. Marlip Indo Mandiri. Mobil ini digunakan untuk mobil golf, pasien, mobil keamanan. Marlip juga punya varian mobil empat penumpang dengan kecepatan mencapai 50 km/jam dengan jarak tempuh maksimal 120km. Harga Marlip berkisar antara Rp60 sampai Rp80 juta.


2. Maleo
Maleo mulai dikembangkan pada 1993, dimana saat itu pemerintah mulai berpikir tentang mobil nasional. IPTN sebagai instansi yang ditunjuk, bekerjasama dengan Rover, Inggris dan Millard Design Australia. Sampai pada 1997, IPTN sukses membuat 11 rancangan mobil yang isimewa. Namun karena reformasi 1998, proyek tersebut menjadi sia-sia.

3. Gea
Gea adalah proyek mobil nasional hasil riset PT. INKA (Industri Kereta Api) dengan mesin Rusnas (Riset Unggulan Strategis Nasional), yakni mesin berkapastias 640cc. Tujuan Gea adalah memberikan alternatif mobil kecil menghadapi krisis energi. Dilepas dengan harga antara 45 -50 juta, sudah diuji coba hingga 10.000 km dan kecepatan maksimalnya 90 km/jam. Mobil ini sudah sampai tahap uji coba produksi.


4. Tawon
Mobil tawon diproyeksikan menjadi pengganti Bajaj. Diproduksi oleh PT Super Gasindo Indonesia Jaya (GIJ). Tawon adalah mobil nasional yang paling siap dipasarkan. Mobil ini menggunakan bahan bakar gas dengan kapasitas mesin mesin 650cc. Tawon mampu menembus kecepatan 100 km/jam dengan banderol Rp48 juta on the road.


5. Komodo
Salah satu desainer CN-250 Gatotkaca Ibnu Susilo menjadi Head Designer Maleo mengeluarkan desain Komodo. Ini adalah mobil offroad asli Indonesian. Mobil kecil tapi dapat melintasi hutan sejauh 100 km dalam 6-7 jam dengan konsumsi bahan bakar hanya 5 liter. Komodo punya fitur self-recovery yang membuatnya tidak bisa terguling.


6. Timor
Timor adalah Teknologi Industri Mobil Rakyat. Timor pernah hits di dekade 90an yang diproduksi PT. Timor Putra Nasional. Sejatinya, mobil ini merupakan mobil KIA Sephia dengan ide mengimpor mobil namun dengan komponen lokal. Bersamaan dengan Timor, hadir Bimantara dengan produknya Bimantara Cakra.


7. Esemka Digdaya
Esemka Digdaya adalah proyek mobil nasional yang dikerjakan oleh siswa SMK 1 Singosari Malang. Mobil double kabin ini memiliki mesin 1.500 cc eks Timor. Biaya yang dhabiskan Rp175 juta.


8. Esemka Rajawali
Senada dengan Esemka Digdaya, Esemka Rajawali menjadi perbincangan khusus setelah Wali Kota Solo Joko Widodo menggunakan sebagai mobil dinas. Esemka Rajawali bergenre SUV dengan mesin 1.500 cc milik Timor. Mobil ini dilepas dengan banderol Rp75 juta dengan semua fitur-fitur layaknya mobil Jepang.



mobnas esemka


mobnas gea

mobnas komodo

mobnas marlip

mobnas tawon

mobnas maleo

Rabu, 04 Januari 2012

Willy Wonka and the Chocolate Factory

Willy Wonka & the Chocolate Factory adalah film tahun 1971 yang dibintangi Gene Wilder sebagai Willy Wonka. Film ini dibuat berdasarkan buku cerita anak terbitan tahun 1964, Charlie and the Chocolate Factory karya Roald Dahl. Sewaktu baru diputar film ini menerima pujian dari kritikus film, namun ternyata tidak berhasil menjadi film laris. Walaupun demikian, film ini nantinya menjadi film klasik yang disukai keluarga.
Lokasi film ini adalah di München, Jerman. Pembuatan film di München lebih murah dibandingkan dengan di Los Angeles. Selain itu sutradara menginginkan para pemeran film untuk merasa asing dengan lokasi pengambilan gambar yang sebagian besar dilakukan di set berupa "pabrik cokelat Wonka".
Sewaktu film ini masih dalam tahap produksi, cokelat batang Wonka Bar ternyata gagal diproduksi. Quaker Oats memutuskan untuk melupakan rencana memasarkan Wonka Bar. Film ini mulai diedarkan tanggal 30 Juni 1971, namun tanpa rencana pemasaran yang jelas dan tidak berhasil menjadi film laris. Dalam daftar film laris, film ini hanya menempati urutan ke-53 dan hanya menghasilkan 4 juta dolar AS. Walaupun demikian, kritikus film seperti Roger Ebert  dan penonton bioskop ternyata menyukai film ini.
DVD edisi khusus dirilis tahun 2001 untuk memperingati 30 tahun beredarnya film ini. Selain itu, film ini juga dirilis dalam bentuk video format VHS, namun berbeda dengan versi DVD, versi VHS hanya berisi tambahan film dokumenter pembuatan film. Sejumlah pemeran hadir dalam pesta reuni untuk diambil gambarnya, dan dimasukkan ke dalam DVD sebagai bonus.